Makalah
Myanmar
IXD
Anggota:
~Ujang Rahmat
~Wawan Sutiawan
~Iim Imana
Kota terbesar Yangon
Bahasa resmi Myanmar
Pemerintahan Sistem
presidensial
- Presiden
Thein Sein
- Wakil
Presiden Tin Aung Myint Oo
Sai Mauk Kham
Kemerdekaan
- Dari
Britania Raya 4 Januari 1948
Luas
- Total
678,500 km2 (39)
- Air
(%) 3,06%
Penduduk
- Perkiraan
2006 51.000.000 (29)
- Sensus
- -
- Kepadatan
63/km2 (105)
PDB (KKB) Perkiraan 2005
- Total
US$74,1 miliar (63)
- Per
kapita US$1.364 (165)
Mata uang Kyat (MMK)
Zona waktu (UTC+6:30)
Lajur kemudi kanan
Ranah Internet .mm
Kode telepon 95
Republik Persatuan Myanmar (juga dikenal sebagai Birma, disebut
"Burma" di dunia Barat) adalah sebuah negara di Asia Tenggara. Negara
seluas 680 ribu km² ini telah diperintah oleh pemerintahan militer sejak kudeta
tahun 1988. Negara ini adalah negara berkembang dan memiliki populasi lebih
dari 50 juta jiwa. Ibu kota negara ini sebelumnya terletak di Yangon sebelum
dipindahkan oleh pemerintahan junta militer ke Naypyidaw pada tanggal 7
November 2005.
Pada 1988, terjadi gelombang demonstrasi besar menentang pemerintahan
junta militer. Gelombang demonstrasi ini berakhir dengan tindak kekerasan yang
dilakukan tentara terhadap para demonstran. Lebih dari 3000 orang terbunuh.
Pada pemilu 1990 partai pro-demokrasi pimpinan Aung San Suu Kyi
memenangi 82 persen suara namun hasil pemilu ini tidak diakui rezim militer
yang berkuasa.
1.Perubahan
nama
Perubahan nama dari Birma menjadi Myanmar dilakukan oleh pemerintahan
junta militer pada tanggal 18 Juni 1989. Junta militer mengubah nama Birma
menjadi Myanmar agar etnis non-Birma merasa menjadi bagian dari negara.
Walaupun begitu, perubahan nama ini tidak sepenuhnya diadopsi oleh dunia internasional,
terutama di negara-negara persemakmuran Inggris.
Beberapa negara Eropa seperti Inggris dan Irlandia yang tidak mengakui
legitimasi kekuasaan junta militer tetap menggunakan "Burma" untuk
merujuk kepada negara tersebut.
PBB, yang mengakui hak negara untuk menentukan nama negaranya,
menggunakan Myanmar, begitu pula dengan Perancis dan Jerman. Di Jerman,
kementerian luar negeri menggunakan Myanmar, tetapi hampir seluruh media Jerman
menggunakan "Burma".
Pemerintah AS, yang tidak mengakui legitimasi kekuasaan junta militer
tetap menggunakan "Burma" tetapi mayoritas media besar seperti The
New York Times, CNN dan Associated Press menggunakan Myanmar.
Pemerintah junta juga mengubah nama Rangoon menjadi Yangon. Pada
tanggal 7 November 2005, pemerintah membangun ibu kota baru, bernama Naypyidaw.
2.
Perubahan lagu kebangsaan dan bendera
Menjadi
Perubahan lagu kebangsaan dan bendera dilakukan pemerintah junta pada
tanggal 21 Oktober 2010.
3.
Gelombang protes 1988
Meski terkenal akan pelanggaran HAM, Myanmar justru memiliki sejarah
protes massa yang panjang. Ketika Indonesia bungkam dengan gerakan bawah tanah
di era Soeharto, gelombang protes Myanmar justru menguat sejak dimulainya masa
pemerintahan militer Jenderal Ne Win. Tahun 1988, gelombang protes massa
Myanmar ini melibatkan pelajar, pejabat sipil, pekerja hingga para biksu Budha.
Protes hadir saat Ne Win menggunakan tentara bersenjata demi kudeta militer.
Sejak awal massa Myanmar memang telah menginginkan berakhirnya junta
militer ini. . The State Peace and Development Council's (SPDC's) Myanmar
mengajukan tuntutan yang populer untuk mereformasi pemerintahan menjadi
neo-liberal. Tuntutan reformasi ini terutama berlaku untuk ekonomi, termasuk
saat bulan lalu pemerintah Myanmar menarik subsidi BBM.
Protes massa Myanmar memang tak segaduh Amerika yang liberal.
Dimana-mana rezim militer masih memegang kendali sosial. Asia Times mencatat,
gerakan protes umumnya mulai dalam jumlah kecil dan tersebar. Beberapa bulan
terkahir ini misalnya, protes kecil dan damai terus berkelanjutan di ibukota
Yangon.
Namun kemarahan publik ini bisa berubah menjadi efek bola salju dan
menjadi gerakan massa besar-besaran. Salah satunya yang terjadi di Pakkoku.
Setelah bola salju ini pecah, maka perlahan akan kembali menggumpal. Beberapa
hari setelah kejadian Pakkoku, 500 biksu kembali berbaris damai di Yangon,
Myanmar. Layaknya biksu, New York Times mencatat gerakan ini malah berdoa untuk
kedamaian dan keselamatan setelah peristiwa Pakkoku.
Gerakan dalam protes bukan hanya terjadi dari satu pihak saja.
Pemerintah Myanmar juga menyikapinya dengan Union Solidarity and Development
Association (USDA). USDA tercatat kerap bergabung dalam gelombang protes ini.
Organisasi propemerintah ini tercatat bahkan ikut terlibat dalam upaya
pembunuhan Suu Kyi di tahun 2003. Meski gagal, aksi tersebut memakan korban
simpatisan National League for Democracy (NLD) sebagai gantinya.
“Anggota kelompok ini (USDA) dilatih khusus untuk mengontrol massa dan
mengubah protes menjadi aksi kekerasan,” kata seorang Diplomat barat di Yangon
pada Asia Times. Dunia Barat mencurigai gerakan ini berada dalam sayap yang
sama dengan intelejen Myanmar. Apalagi, setiap aksi protes yang terjadi sangat
sulit untuk diliput oleh para jurnalis, termasuk jurnalis internasional. Rekrut
anggota juga dicurigai berasal dari para kriminal. Seiring bertambahnya anggota
USDA, sekurangnya 600 kriminal juga dilepaskan dari Penjara Yangon. Hingga kini
anggota USDA diperkirakan mencapai 2000 orang.
USDA berfungsi menyaingi kelompok pelajar dan biksu Buddha yang vokal
dalam aksi protes. Apalagi secara khusus aktivis Myanmar telah memiliki
organisasi protes massanya sendiri. Organisasi 88 Generation Student ini
didirikan oleh penyair internasional asal Myanmar Ming Ko Naing dan Ko Ko Gyi.
Keduanya mendirikan organisasi ini setelah dibebaskan dari 14 tahun penjara,
dan cukup populer di mata masyarakat Myanmar. Meski berlabel pelajar,
Generation 88 kerap bekerjasama dengan para pekerja, sipil hingga para biksu
Buddha.
4.
Gelombang protes 2007
Protes dimotori oleh para biksu budha di Myanmar. Pada awalnya para
biksu menolak sumbangan makanan dari para jendral penguasa dan keluarganya,
penolakan ini menjadi simbol bahwa para biksu tidak lagi mau merestui kelakuan
para penguasa militer Myanmar. Aksi demo juga dipicu oleh naiknya harga BBM
beberapa ratus persen akibat dicabutnya subsidi. Demo melibatkan ribuan bikshu
kemudian meletus diberbagai kota di Myanmar, para warga sipil akhirnya juga
banyak yang mengikuti. Pemerintah Junta Militer melakukan aksi kekerasan dalam
membubarkan demo-demo besar ini, Pagoda-pagoda disegel, para demonstran
ditahan, dan senjata digunakan untuk membubarkan massa. Banyak biksu ditahan,
beberapa diyakini disiksa dan meninggal dunia. Sepanjang Gelombang protes terjadi
belasan orang diyakini menjadi korban, termasuk seorang reporter berkebangsaan
Jepang, Kenji Nagai, yang ditembak oleh tentara dari jarak dekat saat meliput
demonstrasi. Kematian warga Jepang ini memicu protes Jepang pada Myanmar dan
mengakibatkan dicabutnya beberapa bantuan Jepang kepada Myanmar.
Akar permasalahan gelombang protes
Etnis Birma, berasal dari Tibet, merupakan etnis mayoritas di Myanmar.
Namun, etnis Birma adalah kelompok yang datang belakangan di Myanmar, yang
sudah lebih dahulu didiami etnis Shan (Siam dalam bahasa Thai). Etnis Shan pada
umumnya menghuni wilayah di sepanjang perbatasan Thailand-Myanmar. Sebelum
etnis Birma datang, selain etnis Shan, sudah ada etnis Mon, yang menghuni
wilayah selatan, juga dekat perbatasan dengan Thailand.
Sebagaimana terjadi di banyak negara, di antara tiga etnis utama di
Myanmar ini terjadi perang. Satu sama lain silih berganti menjadi penguasa di
daerah yang dinamakan Birma, kini Myanmar. Inilah yang terjadi, perebutan
kekuasaan, sebelum kedatangan Inggris pada tahun 1885.
Ada juga etnis lain di Myanmar, yang kemudian turut meramaikan
ketegangan politik sebelum penjajahan dan pasca-penjajahan Inggris. Misalnya,
ada etnis Rakhine, lebih dekat ke Bangladesh.
Saat penjajahan, berbagai kelompok etnis ini berjuang untuk mengakhiri
penjajahan. Setelah penjajahan berakhir dan merdeka pada tanggal 4 Januari
1948, makin terjadi kontak lebih ramah antara etnis Birma dan semua etnis
non-Birma.
5. Birmaisasi
Aung San, ayah dari Aung San Suu Kyi, bersama U Nu adalah tokoh utama
di balik kemerdekaan dan menjadi pemimpin negara. Akan tetapi, pada tahun 1962,
militer yang didominasi etnis Birma mengambil alih kekuasaan negara. Ne Win adalah
otak di balik kudeta itu.
Cikal bakal junta militer sekarang (disebut sebagai Dewan Negara untuk
Perdamaian dan Pembangunan / SPDC) berasal dari kekuasaan Ne Win itu. SPDC
sendiri didominasi oleh etnis Birma. Konfigurasi kekuasaan hak pun menjadi
tidak berimbang antara etnis Birma yang mendominasi dan etnis non-Birma yang
merasa ditindas. Sehingga muncullah perlawanan dari beberapa etnis non-Birma,
termasuk etnis Karen, yang mendominasi wilayah pegunungan di utara, yang
dikenal sebagai golden triangle (segitiga emas).
Birma memilih cara apa pun untuk mencegah hal itu terjadi. Sejak 1960-an,
terjadilah diaspora warga Myanmar. Berbagai warga Myanmar dari kelompok etnis
kini tinggal di Thailand, Bangladesh, Cina, Laos, dan India. Semua negara ini
berbatasan langsung dengan Myanmar.
Kemenangan kubu demonstrasi, pimpinan Aung San Suu Kyi pada Pemilu
tahun 1990, tak dikehendaki oleh kelompok etnis Birma. Kubu Suu Kyi dan dan
etnis non-Birma lainnya merupakan ancaman bagi supremasi etnis Birma.
Kemenangan Suu Kyi pun dihadang. Kekuasaan direbut. Beginilah yang terjadi
seterusnya dan seterusnya.
Pembagian administratif
Myanmar dibagi menjadi tujuh negara bagian (pyine) dan tujuh region,
yang sebelum Oktober 2010 disebut "divisi" (yin).[1] Region-region
sebagian besar dihuni oleh etnis Bamar, sementara negara bagian (Pyinè.svg)
sebagian besar dihuni etnis-etnis minoritas tertentu. Setiap negara bagian dan
region kemudian dibagi lagi menjadi distrik-distrik.
6.
Region
61 Region
Irrawaddy
Region Bago
Region Bago ( dahulu Divisi Bago dan Divisi Pegu) adalah sebuah region
di Myanmar yang terletak di selatan pusat negara. Bago berbatasan dengan Region
Magway dan Region Mandalay di utara; Negara Bagian Kayin, Negara Bagian Mon dan
Teluk Martaban di timur; Region Yangon di selatan dan dengan Region Ayeyarwady
dan Negara Bagian Rakhine di barat. Tempat ini terletak pada koordinat 46°45'LU
dan 19°20'LU dan 94°35'BT dan 97°10'BT.
Region
Magway
Region Magway ( dahulu Divisi Magway atau Divisi Magwe) adalah sebuah
region yang terletak di pusat Myanmar antara garis lintang utara 18° 50' dan
22° 47' serta garis bujur timur antara 93° 47' dan 95° 55'. Region ini
berbatasan dengan Region Sagaing di utara, Region Mandalay di timur, Region
Bago di selatan, serta Negara Bagian Rakhine dan Negara Bagian Chin di barat.
Region Magway adalah divisi terbesar ke tujuh di Myanmar dengan luas 17.306
kilometer persegi.
Region
Mandalay
Region Mandalay ( diucapkan [má?d?lé tái?], dahulu Divisi Mandalay)
adalah sebuah region di Myanmar. Terletak di pusat negara, berbatasan Region
Sagaing dan Region Magway di barat, Negara Bagian Shan di timur, dan Region
Bago dan Negara Bagian Kayin di selatan. Ibukotanya terletak di Mandalay. Di
selatan region terletak ibukota nasional Naypyidaw. Region ini terdiri dari
tujuh distrik, yang dibagi ke dalam 30 kota-kota dan 2.320 desa bangsal dan
saluran.
Region
Sagaing
Region Sagaing adalah sebuah region di Myanmar, terletak di bagian
utara-barat negara itu antara lintang 21 ° 30 'utara dan bujur 94 ° 97' timur.
Region ini berbatasan dengan India (Nagaland dan Manipur) di utara, Kachin dan
Shan, dan Mandalay di timur, Mandalay dan Region Magway di selatan, dengan
Sungai Ayeyarwady membentuk sebagian besar batasnya timur dan selatan , dan
Negara Bagian Chin dan India di barat. Region ini memiliki luas wilayah 93.527
km², dan populasi (1996) lebih dari 5.300.000. Ibukotanya adalah Sagaing.
Region
Tanintharyi
Region Tanintharyi adalah sebuah region di Myanmar, yang meliputi
bagian selatan negara panjang dan sempit itu di Tanah Genting Kra. Region ini
berbatasan dengan Laut Andaman di barat dan Thailand di timur. Di sebelah utara
adalah Negara Bagian Mon. Ibu kota region ini terletak di Dawei (Tavoy). Kota
penting lainnya adalah Myeik (Mergui) dan Kawthaung. Region ini meliputi
wilayah 43.328 km², dan perkiraan populasi 1.360.000 pada 2000. Kode ISO 3166-2
untuk region ini MM-05.
Region Yangon
Region Yangon adalah sebuah region di Myanmar. Terletak di jantung
Myanmar, region ini berbatasan dengan Region Bago di sebelah utara dan timur,
Teluk Martaban di selatan, dan Region Irrawady di barat. Region ini wilayah
paling berkembang di negeri ini. Region ini memiliki luas 10.170 km² (3,927.15
mil persegi).
5.2 Negara
bagian
Negara
Bagian Chin
Negara
Bagian Kachin
Negara Bagian Kachin adalah negara bagian utara Myanmar. Hal ini
berbatasan dengan China ke utara dan timur Negara Bagian Shan di selatan, dan
Divisi Sagaing dan India di barat. Negara Bagian Kachin terletak antara lintang
utara 23 ° 27 'dan 28 ° 25' bujur 96 ° 0 'dan 98 ° 44'. Luas Kachin Negara
adalah 89.041 km2 (34.379 sq mi). Ibu kota negara adalah Myitkyina. Kota
penting lainnya adalah Bhamo. Negara Bagian Kachin memiliki gunung tertinggi
Myanmar, Hkakabo Razi (5.889 meter (19.321 ft)), membentuk ujung selatan
Himalaya, dan sebuah danau besar pedalaman, Danau Indawgyi.
Negara
Bagian Kayin (Karen)
Negara
Bagian Kayah (Karenni)
Negara Bagian Mon
Negara Bagian Mon adalah negara bagian di Myanmar. Terletak di Negara
Bagian Kayin antara di sebelah timur, Laut Andaman di sebelah barat, Divisi
Bago di utara dan Divisi Taninthary di selatan, dan memiliki perbatasan pendek
dengan Thailand di Provinsi Kanchanaburi ujungnya bagian selatan-bagian timur.
Luas tanah 12.155 km ². Negara bagian Mon mencakup banyak pulau kecil sepanjang
566 km yang garis pantai. Ibukotanya adalah Mawlamyaing.
Negara
Bagian Rakhine (Arakan)
Negara
Bagian Shan
Kelompok etnis di Myanmar
Bamar/Birma. Dua pertiga
dari total warga Myanmar. Beragama Buddha, menghuni sebagian besar wilayah
negara kecuali pedesaan.
Karen. Suku yang beragama
Buddha, Kristen atau paduannya. Memperjuangkan otonomi selama 60 tahun.
Menghuni pegunungan dekat perbatasan dengan Thailand.
Kayah. Etnis yang beragama
Buddha yang berkerabat dengan etnis Thai.
Arakan. Juga disebut Rakhine,
umumnya beragama Buddha dan tinggal di perbukitan di Myanmar barat.
Mon. Etnis yang beragama
Buddha yang menghuni kawasan selatan dekat perbatasan Thailand.
Kachin. Kebanyakan beragama
Kristen. Mereka juga tersebar di Cina dan India.
Chin. Kebanyakan beragama
Kristen, menghuni dekat perbatasan India.
Rohingya. Etnis yang
beragama Islam yang tinggal di utara Rakhine, banyak yang telah mengungsi ke
Bangladesh atau Thailand.
2 komentar:
Terimakasih atas informasinya..
Sangat membantu..
atas gw plastik
Posting Komentar